Sabtu, 13 April 2019

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
A.  Pengertian dan Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Rusman  (Rusman, 2012) arti Jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pengertian di atas bahwa model pembelajaran Jigsaw merupakan model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Dalam pembelajaran model Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dan mengelola informasi yang dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya. Pembelajaran model Jigsaw pada hakikatnya merupakan model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Tujuan model Jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa mempelajari materi secara individual. Dalam model Jigsaw ini, siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok awal dan kelompok ahli. Setiap siswa yang ada dalam kelompok awal mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran. Siswa dalam kelompok awal ini kemudian dibagi lagi untuk masuk ke dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang berbeda. Siswa kemudian kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan materi hasil kelompok ahli pada siswa kelompok awal.

B.  Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam konsep ini semua siswa harus bisa mendapatkan kesempatan dalam proses belajar supaya semua pemikiran siswa dapat diketahui. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw (Rusman, 2012:218) adalah sebagai berikut:
a.     Siswa dikelompokkan dengan anggota + 4 orang
b.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi dan tugas yang berbeda
c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk  kelompok baru (kelompok ahli)
d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
f. Pembahasan dan guru memberi evaluasi
g. Penutup
Alur proses pembuatan kelompok ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat diilustrasikan sebagaimana gambar berikut:
Gambar 1: Ilustrasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pengelompokannya siswa di kelompokkan menjadi kelompok asal, kemudian setiap kelompok diberikan topik yang berbeda untuk dipelajari. Siswa dari kelompok asal dengan topik yang sama dipertemukan dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Para ahli kemudian kembali ke kelompok asal mereka masing-masing dan mengambil giliran untuk mengajari anggota kelompoknya tentang topik mereka.
Selain itu ada beberapa fase yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti pendapat Stahl dan Aronson, Elliot (dalam Anita Lie, 2003:91) yang membagi menjadi 7 fase yaitu:
a.  Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada   pembelajaran tersebut. Dan memotifasi siswa untuk belajar.
b.      Fase 2: Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jelas menyuguhkan berbagai fakta, pengalaman, fenomena fisis yang berkaitan langsung dengan materi.
c.       Fase 3: Kelompok Asal atau Base Group
Siswa dikelompokkan menjadi kelompok asal dengan anggota 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik yang heterogen. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari.

d.      Fase 4: Kelompok Ahli atau Expert Group
Siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli.
e.       Fase 5: Tim ahli kembali ke kelompok asal
Siswa kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan apa yang mereka dapatkan dalam kelompok ahli.\
f.       Fase 6: Evaluasi
Semua siswa diberikan tes meliputi semua topik dari materi yang telah di diskusikan.
g.      Fase 7: Memberikan Penghargaan
Guru memberikan penghargaan baik secara individual maupun kelompok.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran teknik Jigsaw menurut Anita Lie (2004:68-69), yaitu:
  1.  Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.
  2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari ini. Pengajar bisa menulis topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan siswa agar lebih siap mengahadapi bahan pelajaran baru.
  3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
  4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama,sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
  5. Siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masing-masing.
  6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca atau dikerjakan mereka masing-masing. Dalam kegiatan ini siswa dapat saling melengkapi dan berinteraksi antara yang satu dengan lainnya.
  7. Khusus untuk kegiatan membaca, pengajar membagi bagian cerita yang belum terbaca kepada masing – masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.
  8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau seluruh kelas.
  9.  Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli (kelompoknya). Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerjasama mempelajari atau mengerjakan bagian tersebut. Kemudian masing – masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada rekan – rekan dalam kelompoknya. 
 C. Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Anita Lie (2003:84) Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidaklah selalu berjalan dengan mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal yang dapat menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran pembelajaran kooperatif.
b. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru terhadap proses                        pembelajaran relatif kecil sehingga yang hanya segelintir orang yang menguasai arena kelas,                yang lain hanya sebagai penonton.
c. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran pembelajaran                                kooperatif.
d. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.
e.Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat                                   mendukung  proses pembelajaran.
Keunggulan Menurut Anita Lie (2003:85) pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
  1. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
  2.   Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Di sini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakukan diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan. 

Menurut Isjoni (2011-18), kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam( intern ) dan faktor dari luar (eksternal).  Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut:
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,disamping itu memerlukan lebih                    banyak tenaga,pemikiran dan waktu.
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat                 dan  biaya yang cukup memadai. 
c. Selama kegiatan berdiskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan                 yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah                     ditentukan.
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang                 lain  menjadi pasif. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar