Model
Pembelajaran Probing Prompting
A. Pengertian Model Pembelajaran Probing Prompting
Model
pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menentun dan menggalu sehingga terjadi
proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan
pengetahuan baru yang sedanng dipelajari (Suherman, 2008 : 6)
Pembelajaran
probing prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut
probing question. Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali
untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari siswa yang bermaksud untuk
mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat
serta beralasan (Suherman dkk, 2001 : 160).
Teknik
Probing Prompting adalah pembelajaran
guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan
menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengkaitkan pengetahuan baru
yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep – prinsip –
aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak
diberitahukan ( Luffizulfi, 2008).
Menurut
M. Fahris dan Puput (2014 : 90) menyatakan bahwa, probing adalah menggali atau
melacak, dan prompting adalah mengarahkan atau menuntun. Secara umum
pembelajaran dengan menggunakan probing prompting adalah pembelajaran dengan
cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali
sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari.
Terdapat
dua aktivitas siswa yang saling berhubungan dalam model pembelajaran probing
prompting, yaitu aktivitas siswa yang meliputi aktivitas berpikir dan aktivitas
fisik yang berusaha membangun pengetahuannya, serta aktivitas guru yang
berusaha membimbing siswa dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang
memerlukan pemikiran tingkat rendah sampai pemikiran tingkat tinggi (Suherman,
2001 : 55).
B. Langkah – Langkah Model
Pembelajaran Probing Prompting
Guru
memberi siswa pada situasi baru, misalkan dengan :
1. Memperhatikan
gambar, rumus, atau suatau hal lain yang mengandung sebuah permasalahan.
2. Guru
menunggu beberapa saat untuk memberikan keempatan kepada siswa untuk merumuskan
jawaban atau berdiskusi kecil untuk merumuskannya.
3. Guru
mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
(TPK) atau indikator kepada seluruh siswa.
4. Guru
menunggu beberapa saat untuk memberikan keempatan kepada siswa untuk merumuskan
jawaban atau berdiskusi kecil untuk merumuskannya.
5. Menunjuk
salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
6. Jika
jawabannya tepat maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban
tersebut, untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang
sedang berlangsung. Namun jika siswa tersebut mengalami kemacetan dalam hal ini
jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan
pertanyaan – pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan
penyelesaian jawaban. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa
berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, sampai dapat menjawab pertanyaan
sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang dilakukan pada
langkah keenam ini sebaiknya diajukan pada beberapa siswa yang berbeda agar
seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan probing prompting.
7. Guru
mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan
bahwa TPK/indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa.
C. Kelebihan Model Pembelajaran
Probing Prompting
1. Mendorong
siswa berpikir aktif.
2. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal – hal yang kurang jelas sehingga
guru dapat menjelaskan kembali.
3. Perbedaan
pendapat antara siswa dapat dikompromikan atau diarahkan pada suatu diskusi.
4. Pertanyaan
dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang
ribut, yang mengantuk, kembali tegar dan hilang kantuknya.
5. Sebagai
cara meninjau kembali (review) bahan pelajaran yang lampau.
6. Mengembangkan
keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
D. Kekurangan
Model Pembelajaran Probing Prompting
1. Siswa
merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani,
dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
2. Tidak
mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkatan berpikir dan mudah
dipahami siswa.
3. Waktu
sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua
atau tiga orang.
4. Dalam
jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan
kepada tiap siswa.
5. Dapat
menghambat cara berpikir anak bila tidak/kurang pandai membawakan, misalnya
guru meminta siswanya menjawab persi seperti yang dia kehendaki, kalau tidak
dinilai salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar