Model
Pembelajaran Make a Match (Membuat
Pasangan)
A. Pengertian Model Pembelajaran Make a Match (Membuat Pasangan)
Model
pembelajaran make a match (membuat
pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran koopertif. Model
pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah
ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003 : 27). Menurut (2011
: 223 – 233 ) metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).
Model
pembelajaran make a match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan
penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerjasama, kemampuan
berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari
pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59).
Menurut
(Hamruni 2009 : 290), Model pembelajaran Make
A Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi
pembelajaran dengan memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan
memainkan kuis kepada kawan sekelas.
Teknik
Make a Match adalah teknik mencari
pasangan, siswa di gabung suruh mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang.
Keunggulan teknik ini adalah siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan
untuk semua tingkatan usia anak didik (Lorna Curran dalam Miftahul Huda, 2011:
113).
B. Langkah – Langkah Model
Pembelajaran Make a Match (Membuat
Pasangan)
Menurut (Thamrizi,
2010). Mengemukakan langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan teknik make a match sebagai berikut :
1. Membuat
potongan – potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam kelas.
2. Mengisi
kertas – kertas tersebut dengan jawaban atau soal sesuai materi yang diberikan.
3. Mencocokan
semua kartu sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
4. Membagikan
soal atau jawaban kepada siswa.
5. Memberi
setiap siswa satu kertas dan menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuhnya akan
mendapatkan jawaban.
6. Meminta
semua siswa membentuk huruf U atau berhadapan.
7. Meminta
siswa menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta
mereka untuk duduk berdekatan, terangkan juga agar mereka tidak memberi tahu
materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
8. Menambahkan
langkah-langkah model Make A Match
yaitu setiap siswa menerima potongan kertas, mereka diberi waktu untuk
memikirkan jawaban atau soal dari kertas yang diterimanya. Setiap siswa yang
dapat menemukan pasangannya dengan tepat sebelum batas waktu diberi poin atau
nilai.
9. Setelah
satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumya.
10. Mendiskusikan
soal yang telah diterima dengan kelompok pasangan.
11. Demikian
seterusnya.
12. Kesimpulan
/ penutup.
C. Kelebihan Model Pembelajaran Make a Match (Membuat Pasangan)
1. Dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik.
2. Metode
ini menyenangkan karena ada unsur permainan.
3. Meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
4. Efektif
sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.
5. Efektif
melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
D. Kelemahan Model Pembelajaran Make a Match (Membuat Pasangan)
1. Jika
strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang.
2. Pada
awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan
lawan jenisnya.
3. Jika
guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang
memperhatikan pada saat presentasi pasangan.
4. Guru
harus hati - hati dan bijaksana saat member hukuman pada siswa yang tidak
mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.
5. Menggunakan
metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.